Pengertian Manajemen Risiko
Secara
sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi, manajemen risiko mencakup
kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/mngoordinir dan
mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.
Dengan demikian, program manajemen
risiko mencakup tugas-tugas:
- mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi,
- mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut,
- mencari jalan untuk menghadapi atau menanggulangi risiko,
- selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikan risiko,
- mengoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko,
- serta mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat.
Menurut
Smith : 1990, manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko
adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu
sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu
dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa disebut suatu pendekatan
terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Oleh
karena itu, melalui manajemen risiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari
ketidakpastian dapat dikurangi bahkan dihilangkan untuk kelangsungan kegiatan
di bidangnya.
Tujuan
Konsep
manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan
kesehatan. Tujuan dari manajemen risiko adalah minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian
dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong
mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan
terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya
kerugian maupun ‘accident’.
Manfaat Manajemen Resiko
1.
Kemampuan dalam Mengidentifikasi Resiko
Ketika kita
hendak memutuskan sebuah keputusan penting baik yang berhubungan dengan
keuangan ataupun tidak, kita sebaiknya berpikir mengenai resiko yang mungkin
muncul sebagai dampak dari keputusan tersebut. Pada dasarnya, ketika kita
melakukan hal ini, kita telah menerapkan pengetahuan mengenai manajemen resiko
itu sendiri. Dengan mengidentifikasi resiko yang mungkin muncul, minimal kita
akan lebih siap dalam menghadapi resiko tersebut. Misalnya, ketika kita ingin
membeli sebuah mobil bekas, kita sebaiknya mampu mengidentifikasi bagian mana
yang beresiko mengalami kerusakan sehingga kita harus bersiap untuk memperbaiki
kerusakan tersebut.
2.
Kemampuan dalam Mengukur Resiko
Salah satu
manfaat manajemen resiko selain kemampuan dalam mengidentifikasi resiko adalah
mengukur resiko yang mungkin kita hadapi. Maksud dari pengukuran ini adalah
seberapa besar kerugian ataupun kerusakan yang kita dapatkan sebagai
konsekuensi dari keputusan yang telah kita ambil. Contohnya, ketika kita hendak
membeli sebuah mobil bekas, kita dapat mengukur perkiraan biaya perbaikan
berdasarkan kondisi riil dari mobil tersebut sebagai resiko dari pembelian.
Atau, kita dapat mengukur berapa kerugian yang harus kita tanggung jika kita
memutuskan untuk menjualnya kembali setelah proses perbaikan tersebut
berdasarkan harga di pasaran.
3.
Kemampuan Mengontrol Resiko
Dengan
kemampuan dalam manajemen resiko yang baik, kita dapat mengontrol resiko
tersebut agar tidak membawa dampak yang lebih buruk. Kontrol ini tentu tidak
dapat dilepaskan dari dua hal yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu
identifikasi dan pengukuran. Merujuk pada contoh yang sama, kita bermaksud
menjual mobil yang telah kita beli. Setelah diukur, potensi kerugian dapat
ditekan jika kita melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi. Jika
demikian, kita dapat mengontrol resiko tersebut dengan melakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum menjual mobil tersebut.
Satu hal yang
paling penting terkait dengan manajemen resiko adalah setiap keputusan yang
kita ambil tidak akan lepas dari konsekuensi, baik yang bersifat positif maupun
negatif. Dengan kemampuan manajemen resiko, kita tentu dapat menghidar dari
munculnya permasalahan baru yang mungkin lebih besar dan rumit. Oleh karena
itu, manajemen resiko harus didasarkan pada pemikiran yang logis, bukan
keputusan emosional.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar